ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, SURABAYA — Kabar duka datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU). KH Sholeh Hayat, seorang tokoh terkemuka dan Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, wafat di Bangil, Pasuruan, pada Jumat (20/12) sekitar pukul 04.45 WIB. Sosok berusia 74 tahun ini dikenal sebagai panutan bagi banyak kader NU dan telah mengabdikan hidupnya untuk organisasi tersebut.
Wakil Sekjen PBNU, H. Nur Hidayat, menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas kepergian almarhum. “Duka mendalam atas kepulangan beliau ke hadirat Allah SWT. Semoga khidmah beliau di Jam’iyah NU dibalas dengan selimut rahmat dan maghfirah Allah SWT. Lahu-l Fatihah,” ungkapnya melalui pesan digital di Surabaya.
Hidayat, yang juga kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur, menggambarkan KH Sholeh Hayat sebagai sosok inspiratif. “Insya Allah, Allah memberi rahmat dan maghfirah kepada almarhum. Semoga keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan tabah,” tambahnya.
Rencananya, jenazah KH Sholeh Hayat akan dimakamkan di Segok, Bangil, Pasuruan, usai dishalatkan di Masjid Jamik Bangil setelah salat Jumat. Sebelumnya, jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Diponegoro Gang V No. 165, Bangil, Pasuruan, pukul 10.30 WIB.
Semasa hidupnya, KH Sholeh Hayat dikenal sebagai “Database NU” atau “The Living NU Library,” karena dedikasinya dalam mengarsipkan sejarah dan berbagai dokumen penting ke-NU-an. Bahkan, rumah duka almarhum di Bangil menjadi tempat penyimpanan koleksi arsip yang kaya. Pesan terakhirnya kepada kader-kader muda IPNU Jawa Timur menekankan pentingnya memahami sejarah kelahiran NU dan peran para ulama.