ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Stigma masyarakat kerap menjadi “hukuman kedua” yang tak terlihat bagi warga binaan setelah mereka dinyatakan bebas.
Tekanan sosial ini seringkali membuat mereka sulit kembali berbaur dan membangun kembali kehidupan di tengah masyarakat.
Tanpa pengendalian diri yang kuat, stigma tersebut bisa menjadi belenggu baru yang justru membatasi langkah mereka.
Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) berkolaborasi dengan mahasiswa KKN Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) menggelar “Pelatihan Self-Control” bagi warga binaan di Rumah Tahanan (Rutan) Makassar.
Kegiatan ini mengangkat tema “Pelatihan Self-Control Warga Binaan Pemasyarakatan, dalam Menghadapi Stigma Masyarakat Pasca Bebas”.
Fokus utama pelatihan ini adalah membekali warga binaan dengan kemampuan pengendalian emosi, manajemen stres, serta keterampilan psikis agar mampu merespons stigma secara bijak.
Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Makassar, Abdul Djalil menegaskan bahwa Rutan bukanlah tempat permanen, melainkan persinggahan sementara yang dapat diibaratkan sebagai pesantren kehidupan.
“Jadi stigma penjahat itu hilangkan jauh-jauh dari diri teman-teman, karena teman-teman bukan penjahat, hanya tersesat,” ujar Abdul Djalil, Selasa (17/12/2024) malam.
Sehingga menurutnya diperlukan adanya kesiapan emosional sebelum kembali ke masyarakat.
“Masih panjang perjalanan hidup, maka perlu disiapkan dari sekarang, tidak ada kata terlambat,” tukasnya.