ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — UD Pramono, usaha susu sapi rumahan di Lereng Merapi, Boyolali, Jawa Tengah terpaksa tutup. Gara-garanya akibat beban pajak. Nasib Pramono memantik perhatian publik, salah satunya sorotan datang dari pengamat kebijakan publik, Gigin Praginanto.
Menurut Gigin, situasi ini mencerminkan ketidakadilan yang dihadapi rakyat kecil terkait kewajiban pajak.
“Rakyat dikejar-kejar untuk bayar pajak,” ujar Gigin dalam keterangannya di aplikasi X @giginpraginanto, dilihat pada Senin (4/11/2024).
Gigin mengatakan, beban pajak yang ditanggung pengusaha kecil semakin menyulitkan mereka bertahan di tengah persaingan dan biaya operasional yang tinggi.
“Pejabat dikejar-kejar napsu untuk hidup gemerlap dan melindungi kejahatan penguasa serta keluarganya,” cetusnya.
Gigin menambahkan bahwa kondisi seperti ini menunjukkan kekacauan dalam pengelolaan negara, terutama dalam memberikan perlakuan yang adil kepada masyarakat.
“Benar-benar negara kacau balau,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, UD Pramono, usaha susu sapi rumahan di Lereng Merapi, Boyolali, Jawa Tengah terpaksa tutup. Gara-garanya karena persoalan pajak.
Bukan main, Pramono, pemilik usaha tersebut, mulanya ditagih pajak senilai Rp2 miliar pada 2018. Ia tak geleng-geleng, tagihannya lalu diturunkan jadi Rp 670 juta, tetap ia ogah.
Setelah melakukan negosiasi. Pajanya diturunkan lagi jadi Rp 200 juta.
Namun persoalannya ternyata belum selesai. Pada 2021, ia kembali dipanggil kantor pajak untuk membayar Rp110 juta.
Bagai jatuh tertimpa tangga. Setelah ditagih pajak hingga ratusan juta, rekeningnya diblokir.