ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto turut memberikan komentarnya mengenai pagar bambu sepanjang 30 km di kawasan laut PIK 2.
Dikatakan Gigin, kehadiran pagar bambu tersebut semakin membuktikan bahwa sistem pertahanan Indonesia bisa dilumpuhkan.
“Ketika berhadapan dengan uang sistem pertahanan laut Indonesia lumpuh total,” ujar Gigin dalam keterangannya di X @giginpraginanto (13/1/2025).
Gigin bilang, tidak menutup kemungkinan bahwa hal senada juga terjadi di udara dan darat.
“Kalau terjadi perang yang diselamatkan dulu adalah uang para pejabat,” tandasnya.
Sebelumnya, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, kembali angkat bicara terkait polemik pagar sepanjang 30 kilometer di kawasan laut PIK 2 dan penggusuran warga sekitar.
Ia mengkritik keras dugaan praktik intimidasi, kriminalisasi, hingga penyogokan yang disebut-sebut terjadi dalam proses tersebut.
“Timbul pertanyaan besar terhadap penggusuran rakyat dan pengambilan aset negara dengan cara intimidasi, kriminalisasi dan penyogokan,” ujar Said Didu dalam keterangannya di X @msaid_didu (13/1/2025).
Ia juga mempertanyakan keterlibatan aparat dan pejabat dalam kasus ini.
“Apakah negara sudah kalah dengan preman?,” cetusnya.
Menurutnya, ada indikasi kuat bahwa aparat telah menjadi bagian dari mekanisme penggusuran yang tidak adil terhadap rakyat kecil.
“Ataukah negara atau pejabat sudah hidup dari preman ataukah aparat sudah jadi bagian dari preman?,” tandasnya.
Said Didu menilai ada tiga hal yang menyebabkan keberadaan pagar itu sulit diungkap.