ARTICLE AD BOX
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pameran tunggal seniman Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia batal digelar setelah pihak galeri meminta lima dari 30 lukisan yang akan dipamerkan untuk diturunkan.
Lukisan-lukisan tersebut dianggap menampilkan sosok yang mirip dengan tokoh yang pernah berkuasa di Indonesia.
Menanggapi pembatalan ini, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan komentar melalui akun X (sebelumnya Twitter) miliknya.
“Kadang, cara terbaik menggaunglantangkan sesuatu adalah dengan mencoba menutupinya. Seberapapun seni dilarang, ia akan selalu menemukan jalannya,” kata Anies.
Pernyataan Anies tersebut memicu berbagai respons dari warganet. Beberapa di antaranya menyatakan bahwa pelarangan tersebut justru membuat karya seni Yos Suprapto semakin dikenal publik.
“Semakin dilarang maka eksistensi seni tersebut akan semakin muncul ke permukaan, karena banyak dibicarakan,” tulis seorang pengguna media sosial.
Sementara itu, Yos Suprapto menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Galeri Nasional dan menyebut tidak ingin lagi berurusan dengan Kementerian Kebudayaan.
“Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” ujarnya.
Polemik ini menimbulkan diskusi luas mengenai kebebasan berekspresi dan batasan dalam dunia seni di Indonesia.
Sebelumnya, Yos Suprapto, menyebut tindakan pembatalan pameran tunggal lukisan karyanya di Galeri Nasional pada Kamis (19/12/2024) silam sebagai bentuk represif.
Tindakan itu mirip seperti salah satu lukisan Yos yang dilarang dipajang di pameran tersebut.